selalu ada yang di atas kita atau istilah sehari-harinya “diatas langit masih ada langit”. hal itu artinya seberapa hebat saya tentu ada yang lebih dari saya.
menceritakan kehebatan saya tentu terurai kata-kata bagus dan bagus, seolah-olah saya sudah sempurna. sehingga tak jarang saya lengah dan besar kepala, berpendapat kami yang paling dibutuhkan. akhirnya timbul pengharapan yang berlebihan menyangkut perolehan yang saya terima. dan ternyata setelah apa yang saya berikan dan kita peroleh tidak sesuai harapan, saya pun kecewa. sebenarnya berapa sih saya harus dibayar?
jawabannya sederhana: semua tergantung budget user kita. sebagai supir professional seharusnya memahami bahwa hak dan kewajiban yang tertulis di surat kontrak itulah yang akan saya dapati. ada perusahaan yang memberikan bagian pendapatan yang bagus namun tak jarang perusahaan yang memberikan salary dan allowances dibawah standar umr.
sebagai contoh mengenai perhitungan lembur untuk user pribadi dimulai dari angka 10rb per jam sampai 20rb, atau perusahaan dimulai dari angka 12rb sampai dengan perhitungan normatif sesuai ketentuan pemerintah yaitu umr dibagi 173 dikali 1. 5 di jam pertama dan dikali 2 di jam selanjutnya (weekday).
mengharapkan sesuatu yang lain diluar kontrak tertulis sebaiknya tidak kita lakukan. bisa jadi teman kami sesama supir mendapat tambahan kebaikan dari “boss”nya setiap hari atau sekiranya ada juga yang tidak telah mendapatkan uang tengkyu dari “boss” selama bertahun-tahun bekerja. sekali lagi saya tidak mesti meminta. kami cukup bekerja professional dan jelasnya setiap tahun jelas ada kenaikan sesuai aturan yang berlaku.
fakta yang unik, semakin banyak uang terkadang membuat orang semakin pelit alias perhitungan yang ketat, hal itu sepertinya yang membuatnya menjadi kaya. perlu dicontoh? atau seperti kata orang pendapatan bertambah tapi berasa makin kurang alias kagak cukup, karena tradisi suka mampir akhirnya kelewatan pelihara kambing baru…. abis bosen nyate melulu…. weleh weleh
berapa perolehan tertinggi seorang driver di indonesia?
banyak pertanyaan mengenai jumlah atau besaran lemburan seorang supir dalam skala perjamnya. berhubung tidak adanya penetapan standar yang disepakati user, provider maupun driver, setiap user akhirnya menetapkan sendiri berapa lembur yang memadai untuk supirnya. namun kepantasannya kebanyakan menurut efesiensi dan alokasi serta kinerja finansial dari user.
padahal pemerintah melewati kepmen menakertrans no. 102/men/vi/2004 atau uu no 13 tahun 2003 telah menjelaskan tutorial menghitung upah lembur yaitu umr/173 x 1, 5 = upah lembur jam pertama dan umr/173 x 2 = upah lembur jam kedua dan seterusnya.
contoh:
umr 2015 jakarta = 2. 700. 000,-
bila seorang driver mendapat lembur atau overtimenya 4 jam dalam sehari maka upah lembur yang didapat adalah sbb:
jam pertama = 2. 700. 000/173 x 1, 5 = 23, 410
jam kedua dst =2. 200. 000/173 x 2 = 31, 213
jadi lembur yang diperoleh yaitu: 23, 410 + (31, 213 x 3 jam) = 117, 051
dari perhitungan diatas maka pendapatan driver sama overtime rata-rata 4 jam perharinya adalah rp 5, 341, 020 termasuk tambahan uang transport rp 15, 000 perhari. bagaimana jikalau seorang driver bekerja oleh 8 jam lembur setiap hari? jangan heran kalau ada driver yang berpenghasilan rp 14 juta perbulan, sungguh jumlah yang fantastis. mau?